
Salah satu Grand Design Strategi Kinerja 2020-2024 Badan Narkotika Nasional adalah meningkatkan ketahanan keluarga sebagai benteng pertahanan diri dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, untuk itu diperlukan pembinaan di dalam keluarga sebagai bentuk penunjang pengetahuan tentang bahaya penyalahgunaan narkoba di dalam keluarga. Melalui Seksi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat (P2M) menggelar kegiatan Fasilitasi Program Ketahanan Keluarga Anti Narkoba Sesi III yang dilaksanakan di Desa Lebetawi, Kecematan Pulau Dullah Utara, pada Hari Kamis lalu (19/8). Kegiatan dihadiri peserta sebanyak 20 orang yang terdiri dari orang tua dan anak.
Kegiatan ini dibagi menjadi dua kelas yaitu kelas orang tua dan kelas anak. Di kelas orang tua difasilitasi oleh Reza Bakhtiar, S.I.Kom (Penyuluh Narkoba Ahli Pertama). Memasuki sesi ke-III, kelas orang tua membahas tentang “Mengubah Perilaku (Tingkah Laku Anak)”. Tujuan dari kegiatan di sesi ke-III ini adalah untuk membantu orang tua mengetahui gejala/tingkah laku anak. Mereka lebih mampu memahami cara memberikan perintah yang efektif serta melakukannya secara konsisten di rumah sehingga anak akan cenderung berperilaku positif. Di sela kegiatan ini, orang tua juga diajak berperan menjadi orang tua yang kuat dan penyayang, peduli bertanggungjawab terhadap anak, agar anak bisa merubah tingkah lakunya. Contohnya seperti yang tadinya malas, tidak peduli kepada perintah orang tua.
Sedangkan di kelas anak, difasilitasi oleh Deswita Natalia, SKM (Penyuluh Narkoba Ahli Pertama) dengan membawa materi tentang “Menghadapi Tekanan Teman Sebaya”. Di kelas ini, anak-anak diberikan pemahaman bagaimana cara menghadapi tekanan atau ajakan dari teman sebaya. Ada beberapa tahapan yang diberitahukan kepada anak-anak. Langkah yang pertama adalah bertanya. Anak- anak dianjurkan untuk selalu bertanya terlebih dahulu apabila ada teman yang mengajak mereka pergi ke satu tempat.

Main : Kelas keluarga dikemas dengan permainan yang asik dan seru, yang dimainkan antara orang tua dan anak.
Langkah kedua adalah memberitahukan kemungkinan buruk yang terjadi, dengan begitu diharapkan dapat menolak ajakan dari teman tersebut dengan memberitahukan dampak yang mungkin terjadi apabila mereka pergi ke tempat itu. Langkah ketiga adalah menawarkan kegiatan lain yang bisa dilakukan, dengan demikian anak tersebut tidak akan terpengaruh dengan ajakan teman. Setelah memberikan pemahaman tentang cara menghadapi tekanan teman sebaya, anak-anak diajak untuk mempraktekkan langkah-langkah menghadapi tekanan teman sebaya dengan tujuan agar mereka lebih memahami cara menolak ajakan negatif dari temannya.
Setelah kegiatan orang tua dan anak selesai, orang tua dan anak digabungkan dalam satu ruangan untuk mengikuti kelas keluarga. Kelas keluarga dikemas dalam satu bentuk diskusi dan permainan agar keluarga lebih memahami satu sama lain. Selain itu diharapkan di sesi keluarga kali ini setiap keluarga dapat menentukan nilai-nilai yang terdapat didalam keluarga masing-masing. Seperti kelas-kelas sebelumnya, kelas keluarga ditutup dengan membacakan slogan keluarga, orang tua dan anak.

Agama : Pentingnya pendekatan agama dilakukan untuk mendidik anak dan menuju keluarga berkualitas
Sebagai Penutup sesi Ketiga, di hadiri oleh Narasumber Bapak Muchlis Rahayaan, S.Sos. yang memberikan materi tentang “ Pola Pengasuhan Melalui Pendekatan Agama”. Di dalam materinya dikatakan sangat penting bagi orang tua dalam mendidik anak dan memberikan dasar keagamaan sejak dini. Kedepanya, hal tersebut dapat membentuk pola pikir anak dan mengembangkan diri mereka secara positif, sehingga menghasilkan generasi bangsa yang handal. (oya/rez)