
Usai 4 kali pertemuan dilakukan, akhirnya tiba waktunya KATANA (Kawan Tanpa Narkoba) untuk beraksi. Sebelum 10 KATANA ini turun, mereka diminta untuk merencanakan aksi giat. 10 KATANA dikelompokkan berdasarkan asal lingkungan mereka masing masing. Sehingga, pelaksanaan giat akan diselenggarakan di lingkungan pertemanan mereka masing-masing, seperti SMA SAKA Langgur, SMAN 1 Tual, SMAN 5 Tual dan Desa Ohoitahit.
Setiap kelompok diberikan waktu untuk mempersiapkan sekaligus melaksanakan giat mereka sekitar 1-2 minggu sebelum pelaksanaan giat ke-5 berjalan. Mereka diberikan waktu secara leluasa untuk mempersiapkan giat mereka dengan baik. Mereka juga dibebaskan untuk menentukan giat apa yang akan mereka lakukan untuk mendukung upaya P4GN. Harapannya mereka mampu memberikan pengaruh positif ke lingkungannya dan terbebas dari penyalahgunaan narkoba.

Desa Ohoitahit : KATANA Desa Ohoitahit menjalankan sosialisasi pada remaja masjid dan pemuda katolik
Akhirnya diputuskan jenis kegiatan mereka. Kelompok dari SMAN 1 akan melaksanakan sosialisasi P4GN. Begitu juga dengan SMAN SAKA Langgur dan remaja Desa Ohoitahit. Sedikit berbeda, kelompok dari SMAN 5 Tual membuat film pendek yang bertajuk “KATANA”.
SMAN 5 Tual yang diwakili oleh Priskilia Eunike Rahanra dan Arwin Azis memiliki ide untuk mengimplementasikan pesan moral KATANA melalui film pendek. Mereka berbagi tugas untuk pelaksanannya, Arwin sebagai scriptwriter dan aktor sedangkan Priskilia sebagai videographer sekaligus editor. Di film tersebut menceritakan tentang pertemanan antara dua siswa SMA yang terjalin dengan erat, namun salah satu dari mereka telah menyalahgunakan narkoba. Sebagai remaja yang sadar akan penyalahgunaan narkoba, teman lainnya menyarankan untuk melakukan rehabilitasi sebagai penanganan penyalahgunaan narkoba. Begitulah yang disebut KATANA atau Kawan Tanpa Narkoba. Klik disini untuk melihat film lengkapnya.
Selanjutnya Desa Ohoitahit, diwakili oleh 4 remaja antara lain Fitriani Reniwuryaan, Agustina Y. Matwear, Astri Mastail dan Intan Reniurwarin. Sebagai desa rujukan Desa Bersinar (Bersih dari Narkoba) Tahun 2022, Desa Ohoitahit terlibat dalam program BNNK Tual, salah satunya Program Remaja Teman Sebaya Anti Narkoba yang diikuti oleh 4 KATANA tersebut. Aksi mereka dengan melaksanakan sosialisasi kepada kelompok remaja desa, baik remaja masjid maupun remaja katolik desa. Sekitar 40 kelompok remaja dikumpulkan dalam ruang kelas dari SMKN 2 Tual. Mereka memaparkan dengan baik informasi penyalahgunaan narkoba sekaligus membuka diskusi dan ditanggapi secara antusias oleh para peserta.

SMA SAKA :KATANA SMA SAKA melakukan sosialisasi kepada teman teman sebayanya di sekolah.
Serupa dengan Remaja Desa Ohoitahit, kelompok SMA SAKA Langgur juga menyelenggarakan sosialisasi P4GN kepada remaja teman sebayanya. Sekitar 50 siswa-siswi SMA SAKA Langgur dikumpulkan ke dalam ruangan dan dilakukan sosialisasi. Sosialisasi dilakukan oleh dua remaja KATANA, yakni Anastasia Welerubun dan Petrus Kanisius Sarkol. Kedua KATANA sangat menguasai materi dan bagus dalam pemaparan informasi tentang P4GN. Hal ini juga didukung oleh Kepala Sekolah sekaligus Pasteur yang juga turut memberi sambutan di awal pembukaan.
Kelompok terakhir, dari SMAN 1 Tual yang juga menjalankan aksi serupa dengan kelompok-kelompok sebelumnya, yakni sosialisasi P4GN dengan konsep yang berbeda. KATANA yang diwakili oleh Lumen Evangelion Ubro dan Delani Trivena Jaranmassa menjalankan aksi dengan orasi di depan seluruh siswa SMAN 1 Tual. Orasi dilakukan saat apel pagi sebelum mengikuti pelajaran. Mereka berdua bergantian menyampaikan informasi P4GN dengan percaya diri dan paparan yang rapi. Kedua siswa yang juga aktif sebagai Ketua dan Sekretaris Osis ini turut diapresiasi oleh beberapa guru yang turut mendengarkan orasi mereka.

SMA 1 TUAL : KATANA SMAN 1 Tual melakukan orasi kepada seluruh siswa-siswi di sekolahnya saat apel pagi
Selain pelaksanaan aksi, 10 KATANA juga diminta untuk mengumpulkan data pengukuran Indeks Ketahanan Diri Anak dan Remaja (Dektari-Aja). Mereka diminta untuk menyebarkan 100 kuesioner sebagai piranti untuk mengukur indeks tersebut. 100 kuesioner ini disebarkan kepada remaja teman sebaya mereka yang telah menjadi audiens atau penikmat aksi mereka sebelumnya. Indeks ini juga sebagai sampel indikator tingkat ketahanan diri remaja dan anak di wilayah Kota Tual dan Kab. Maluku Tenggara. Selanjutnya, 100 kuesioner ini akan dikumpulkan pada pertemuan ke-5 mendatang. (rez)