
BNN Kota Tual melalui Seksi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat kembali menggelar kegiatan Dialog Interaktif Remaja sesi-IX dalam rangka Upaya Pembentukan Remaja Teman Sebaya Anti Narkoba pada Jumat lalu (17/09), berlokasi di Kedai KK Boss jalan Mutiara Tenggara Kota Tual. Adapun peserta yang dilibatkan dalam kegiatan adalah perwakilan dari 10 orang remaja dari Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara. Pada pertemuan kesembilan Dialog Interaktif Remaja mengangkat tema “Public Speaking” sebagai topik bahasan.
Kegiatan dibuka oleh Bapak Reza Bakhtiar, S.I.Kom (Penyuluh Narkoba Ahli Pertama) dengan menjelaskan bahwa public speaking perlu diterapkan oleh peserta yang nantinya melakukan project, seperti sosialisasi di sekolah masing-masing. Bapak Reza juga menambahkan bahwa dengan melatih public speaking kepada anak-anak remaja, diharapkan mereka siap berbicara di depan untuk memaparkan materi kepada rekan-rekan sebayanya. Kemudian, 10 remaja ini bisa menjadi pengiring opini dan juga sebagai influencer yang memiliki kemampuan untuk menyebarkan informasi tentang bahaya narkoba. Selain itu, pelatihan public speaking juga berdampak positif bagi mereka, sebab teknik public speaking bisa mereka terapkan saat berinteraksi dengan teman-temannya di lingkungan sekolah, tempat tinggal maupun di komunitasnya.
Dilanjutkan dengan pemberian materi Public Speaking oleh narasumber Susana Renel, S.I.Kom, M.I.Kom (Kasubbag Fasilitasi Kerja Sama Luar Negeri Pada Bagian Kerja Sama Setda Kota Tual). Public speaking mempunyai berbagai tujuan sesuai dengan kebutuhan pelakunya, seperti menyampaikan informasi, memotivasi, membujuk dan mempengaruhi orang, menghibur serta mencapai saling pengertian dan kesepakatan. “Sedangkan tujuan umum komunikasi public speaking adalah menyampaikan informasi”, terang Kak Susan.

Bicara : Peserta diminta maju ke depan melatih kemampuan berbicara dengan teknik public speaking.
Pemateri memulai paparan dengan menanyakan ke peserta denganapa sih public speaking. Definisi public speaking adalah seni berbicara di depan publik, tindakan menyampaikan perkataan kepada sekelompok orang untuk memberikan informasi, memengaruhi, dan bisa juga dimaksudkan untuk menghibur. Kak Susan menegaskan, “Public speaking membutuhkan keberanian. Apabila kita berani berdiri di depan publik, itu artinya kita harus menaklukan diri sendiri, menaklukan ketakutan kita dan menahan rasa malu yang dirasa. Kita juga harus tahu apa yang membuat kita takut dan malu. Jika kita tidak mengetahui apa yang menjadi ketakutan kita, maka kita akan mengalami rasa grogi”.
Pemateri juga mengenalkan beberapa prinsip kepada para peserta tentang public speaking, diantaranya, who artinya audiensnya siapa? apa anak sekolah, para pegawai atau lainnya. What, apa yang kita sampaikan kepada audiens. Selanjutnya where, dimana kita menyampaikan presentasi kita, danwhen, kapan kita akan mempresentasikan materinya. Lalu why, mengapa kita menyampaikan presentasinya. Terakhir how, bagaimana mempresentasikan kepada para peserta. Keenam point tersebut harus dimiliki, maka kita memiliki potensi tinggi untuk menguasai audiens.
Selanjutnya Kak Susan memberikan tugas kepada peserta untuk menyusun materi. Materi untuk melakukan public speaking dengan topik bebas dan singkat. Materi harus berisi tentang pendahuluan, isi dan penutup dengan durasi 3 menit dan kemudian semua peserta diminta ke depan untuk berbicara. Hal ini dilakukan agar peserta dapat melatih kemampuan berbicara dengan teknik public speaking.

Swafoto : Peserta bersama pemateri berswafoto di akhir sesi ke-IX Dialog Interaktif Remaja
Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan ini adalah ketrampilan berbicara di depan orang lain, termasuk salah satu hal penting yang harus kita latih sejak dini. Salah satu ukuran seorang pembicara yang baik adalah mampu memberikan kesan yang mendalam bagi mereka yang mendengarkan. Selain itu, tolok ukur lainnya adalah respon baik dari mereka yang mendengarkan. (cac&dad/rez)